Parang - Koramil 0804/04 Parang
Kodim 0804 Magetan Babinsa Desa Tamanarum Serma Kadirun Bersama Dinas Kesehatan
memberikan sosialisasi juru memantau jentik (jumantik) di rt 02/01 Desa
Tamanarum Kec. Parang Kab Magetan. 26/04/2018.
Demam berdarah dengue atau DBD
nampaknya masih membutuhkan banyak perhatian dari masyarakat dan pemerintah.
Karena sampai saat ini setiap kali musim hujan ataupun pancaroba datang, ada
saja beberapa wilayah yang masih
terkena serangan penyakit ini terutama di Desa
Tamanarum ini.Bahkan tak jarang kasus demam berdarah dengue yang terjadi akan
menimbulkan wabah kejadian luar biasa (KLB) dan menelan banyak korban khususnya
dari kalangan anak-anak. Untuk menyikapi hal tersebut pada akhirnya pemerintah
Kab Magetan mencanangkan suatu gerakan yang dinilai dapat menangani kasus ini
dengan lebih efisien yaitu Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik guna menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat DBD. “Ungkap Bpk Selamat dari Dinas
kesehatan Kab Magetan”
Jumantik, Si Juru Pemantau Jentik,
sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru di dunia pencegahan demam berdarah
dengue. Jumantik singkatan dari Juru Pemantau Jentik, yaitu merupakan anggota
masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes
aegypti di lingkungannya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN
secara rutin, serta meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan masyarakat menghadapi
demam berdarah dengue (DBD). Pada tahun-tahun sebelumnya, gerakan jumantik
memang sudah diterapkan oleh pemerintah. Penerapan jumantik ini awalnya
dilakukan dengan menunjuk sebanyak dua atau tiga orang anggota masyarakat yang
berasal dari lingkungan sekitar untuk memantau perkembangan jentik nyamuk di
satu kabupaten. Orang yang ditunjuk ini kemudian disebut sebagai kader
jumantik. Biasanya mereka diberikan pelatihan terlebih dahulu oleh petugas
kesehatan setempat.
Dalam praktiknya memantau suatu
wilayah, para jumantik memiliki tugas yaitu, mengecek keberadaan jentik nyamuk
di tempat penampungan air dan tempat yang dapat digenangi oleh air bersih serta
memastikan tempat penampungan air dapat tertutup rapat. Untuk tempat
penampungan air yang sekiranya sulit dikuras/dibersihkan akan diberi bubuk
larvasida (abate) di sekeliling tempat penampungan air. Mengecek keberadaan
pakaian yang tergantung di dalam rumah dan memberikan informasi kepada penghuni
rumah tersebut agar sebisa mungkin menghindari kebiasaan menggantung pakaian. Mengecek
kolam renang dan kolam ikan agar bebas dari jentik nyamuk. Menyambangi rumah
kosong atau yang tidak berpenghuni untuk mengecek jentik nyamuk. Bertanggung
jawab untuk melakukan pelaporan secara rutin dan berkesinambungan ke petugas
kesehatan, instansi terkait, ataupun elemen masyarakat setempat yang berwenang.
Tetapi mengingat angka kejadian
demam berdarah dengue dan wabahnya yang masih saja tinggi, pemerintah pun kini
menginginkan gerakan jumantik tidak hanya dilakukan oleh beberapa anggota
masyarakat saja, melainkan dalam satu rumah terdapat satu orang jumantik.
Alasannya karena tidak semua orang luar dapat masuk ke dalam rumah terlebih
daerah pribadi seperti kamar mandi. Dengan kata lain, pemerintah ingin seluruh
masyarakat terlibat langsung dalam pemberantasan penyakit ini, sehingga tidak
hanya mengandalkan petugas kesehatan setempat saja.
Penerapan gerakan satu rumah satu
jumantik ini diharapkan dapat mempersempit perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti terutama jentik nyamuknya. Membasmi jentik-jentik nyamuk dinilai
lebih mudah dibandingkan mengendalikannya saat sudah menjadi nyamuk dewasa,
sehingga sangatlah penting bagi setiap keluarga di rumah memiliki satu orang
yang rutin memantau jentik di berbagai tempat penampungan air. Dengan
berkurangnya jentik nyamuk maka jumlah nyamuk dewasa penular demam berdarah
dengue akan berkurang yang selanjutnya akan mengurangi angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit deman berdarah. (R.04)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar